Sejarah Pagar Nusa

  


A.   NAMA ORGANISASI

Nama lengkap organisasi ini adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul ‘Ulama Pagar Nusa disingkat IPSNU Pagar Nusa. Sedangkan Pagar Nusa sendiri merupakan akronim daripada pagar NU dan Bangsa. IPSNU Pagar Nusa adalah satu- satunya wadah yang sah bagi organisasi pencak silat di lingkungan Nahdlatul ‘Ulama berdasarkan keputusan muktamar. Organisasi ini berstatus Lembaga milik Nahdlatul ‘Ulamayang penyelenggaraan dan pertanggungjawabannya sama sebagaimana Lembaga-lembaga NU lainnya. Status resmi Lembaga inilah yang menjadikan Pagar Nusa wajib dilestarikan dan dikembangkan oleh seluruh warga NU dengan mengecualikan pencak silat dan beladiri dengan segenap aspeknya dari fisik sampai mental, dari Pendidikan sampai system pengamanan dan lain-lain merupakan bidang Garapan bagi Lembaga ini.

B.  PERKEMBANGAN DAN POTENSI

Sejak IPSNU Pagar Nusa berdiri 3 Januari 1986, di Lirboyo Jawa Timur, organisasi ini mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Organisasi yang pertama kali berdiri berbentuk perguruan ini setelah beberapa kali melakukan Musyawarah Nasional dan Rakemas mengalami perubahan status sebagai Lembaga, lalu menjadi badan otonom kemudian kembali ke Lembaga lagi sesuai amanat Muktamar di masanya. Perubahan dan perkembangan tersebut tidak mengurangi bahkan menambah potensi Pagar Nusa di NU yang memang sangat kaya akan budaya pencak silat dan yang berkaitan dengan itu. Wilayah yang sudah terbentuk meliputi seluruh Indonesia sbb : Batam : sudah berdiri sebagai komisariat atas Daerah Otorita Sumatra : Seluruh Sumatra kecuali Aceh, Jawa : Seluruh Jawa, kecuali Jawa Barat tetapi di tingkat cabang seperti Cirebon, Bandung dll., sudah ada Bali : Seluruh daerah sudah ada, NTB : Seluruh Kalimantan : Seluruh Sulawesi : Baru di Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara Irian Jaya : Sudah beberapa daerah wilayah lain yang belum terbentuk adalah Maluku dan NTT. 

 

C.   SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA

 

Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar :

1.     Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima yang mempunyai arti “tidak ada yang dapat mengaahkan kecuali atas izin Allah SWT.”

2.     Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari syariat islam yang mempunyai lima rukun, dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan negara yang berpancasila. Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang nabi SAW. Sampaikan : Islam itu didirikan atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasull Allah, Mendirikan Sholat, Menunaikan Zakat, Puasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah bagi yang mampu (HR.Buchory).

3.     Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambing dari tiga pola utama yang berjalan Bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul ‘Ulama yaitu Iman, Islam Ikhsn.

4.     Bintang sudut lima sebanyak Sembilan buah dengan pola melingkar diatas bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar, ini merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisi dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang merupakan symbol kemulyaan juga jumlah Sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemulyaan. Firman Allah SWT : ketika Yusuf Berkata kepada Ayahnya “ Wahai Ayahku sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan : kulihat semuanya sujud kepadaku. (QS. Yusuf : 4) Bintang terbesar mengisyaratkan adanya, pola kepemimpinan yang dalam islam merupakan suatu keharusan.

5.     Gambar cabang atau trisula terletak pada tengah bola dunia bagian atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa senjata jenis inilah (TRISULA) yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok Beladiri Pencak Silat anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Pagar Nusa memasukan simbol tersebut supaya tidak tercabut dari identitas Persatuan Beladiri Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama barang siapa memisahkan diri dari kelompok maka dimakan serigala.

6.     Bola Dunia/gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya KH RIDWAN ABDULLAH berdasar ikhtisarnya.

7.     Warna hijau dan putih merupakan warna yang secara universal mengandung makna baik, sebab segala yang bersih dan suci baik secara materil (fisik) maupun in materil ( non fisik) dapat didimbolkan dengan warna putih. Sedangkan dengan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dilambangkan dengan warna hijau. Warna putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akherat. Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT.

“Mereka itulah bagi mereka surga, mengalir sungai-sungai di bawahnya, dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala pemandangan di surga kelak, dan tuhan memberikan kepada mereka menuman yang bersih. (QS. Al Insan : 21)

 

D.  VISI DAN MISI

Pagar Nusa berkaidah ala- Ahlussunnah Waljama’ah dengan asas organisasi Pancasila. Pagar Nusa mengusahakan berlakunya ajaran Islam berhalan Ahlussunnah Waljama’ah di tengah-tengah kehidupan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ber Pancasila. Pelestarian, pembinaan, dan pengembangan pencak silat baik seni, bela diri, mental spiritual, maupun olah raga/kesehatan khususnya di lingkungan NU maupun di lingkungan warga bangsa lain pada umumnya.

E.  GURU BESAR IPSNU PAGAR NUSA

Para kyai-kyai NU mengukuhkan Gus Maksum sebagai ketuanya. Gus maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri pondok pesantren Lirboyo KH. Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH. Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh Pendidikan SD Kanigoro (1957), lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan, dan kejadukan.

    Sebagai seorang Kiai Gus Maksum berperilaku nyleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentri. Dia merambut gondrong, jenggot, dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak, lalu seperti kebiasaan-kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngrowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara jenis binatang seperti halnya berbagai jenis ular dan ungags, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya. Di kalangan masyarakat umum, Gus Maksum di kenal sakti mandraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya ibunya yang bias mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apa pun, mampu menaklukan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam dunia persilatan juga di kenal istilah sabung) taka da yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Charisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa. Sebagai jendral utama ”Pagar Nusa NU dan Pagar Bangsa” Gus maksum selalu sejalurdengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat  politik praktis , tak kenal dualism atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI. Gus Maksum komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah jawa timur, terutama keresidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar ! Gus Maksum Wafat di kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian yang luar biasa. Segudang sejarah Gus Maksum yang belum kami tuangkan semoga di catatan berikutnya kami dapat menguak fenomena KH MUHAMMAD MA’SUM JAWHARI.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan 1442 H